Pengertian Banjir Informasi, Arab Spring dan Global Village
A. Banjir Informasi
Generasi Masa Kini dapat menerima Informasi dengan sangat deras di masa serba internet seperti sekarang.Begitu banyak yang dapat kita lihat, baca, dan dengar di internet.Menghanyutkan Generasi Masa Kini Informasi mengalir dengan sangat deras di masa serba internet seperti sekarang.Begitu banyak yang dapat kita lihat, baca, dan dengar di internet. Statistik ketersediaan informasi sangat mencengangkan, jauh lebih dari cukup untuk memenuhi ruang pikir kita. Di satu sisi, fasilitas ini memungkinkan kita menjangkau informasi dan informasi menjangkau kita dengan mudah. Melalui keberadaan mesin pencari seperti Google, informasi dapat diperoleh dengan jentikan jari. Dari ruang-ruang percakapan di Kaskus, banyak informasi yang dapat kita gali. Bahkan, status dari rekan-rekan di jejaring sosial seperti Facebook atau Twitter pun dalam skala tertentu menjadi informasi bagi kita. Tentunya hal-hal ini sangat baik, namun segi negatifnya adalah banjir informasi -gunjingan, berita, laporan melatih kita untuk memirsa secara pasif.
Setiap harinya, kita banyak menerima aliran informasi yang
sayangnya sebagian besar tidak relevan bagi kita. Hal ini seperti gaung
kebisingan yang dalam intensitas tinggi dapat melumpuhkan saraf
melihat-dan-mendengar-lalu-bertindak kita. Tanda-tanda kelumpuhan ini
dapat terlihat dari semakin banyak anak bangsa yang hanya sekedar like,
share, atau komentar singkat tak berisi dalam menanggapi suatu isu.
Memang, upaya tersebut dalam skala tertentu besar artinya, namun potensi
generasi masa kini jauh lebih besar dari itu. Oleh karenanya, respon
kita terhadap derasnya aliran informasi perlu disikapi lebih kritis.
Jangan-jangan kemudahan yang kita alami saat ini malah menjadikan kita
generasi pasif yang enggan beranjak untuk memberkati bidangnya.
Kelumpuhan ini dapat diatasi jika generasi ini memiliki disiplin
waktu khusus untuk mengendapkan dan mengolah informasi yang diterima
menjadi manfaat di berbagai bidang. Saya akan ambil beberapa contoh :
penulis, pebisnis, pemrogram, pelukis, dan pemimpin jemaat. Seorang
penulis perlu mengikuti isu-isu yang berkembang, namun tetap menuliskan
gagasannya sendiri secara apik. Seorang pengembang aplikasi perlu
mengetahui perkembangan teknologi terbaru dan menggunakannya untuk
menghasilkan produk yang inovatif dan berkualitas. Seorang pebisnis,
alih-alih terus mengamati dan berbicara mengenai berita ekonomi, perlu
menghasilkan keputusan strategis bagi bisnisnya. Seorang pelukis dapat
mencari ilham dari hamparan inspirasi di internet, namun tetap perlu
menyediakan waktu terbaiknya untuk melukis. Seorang pemimpin jemaat
perlu kritis menangkap isu-isu bangsa dari berbagai media, dilanjutkan
dengan menginspirasi umat untuk bertindak aktif dalam kasih terhadap
Tuhan dan sesama.
B. ARAB SPRING
Apa yang terlintas di pikiran kita ketika mendengar atau
membaca kata Arab Spring? Baiklah, supaya tidak berpanjang lebar,
langsung saja. Arab Spring, jika diartikan secara literal maknanya
pemberontakan Arab. Namun secara istilah ada pendapat yang menyatakan
bahwa Arab Spring adalah istilah untuk kebangkitan dunia Arab atau
pemberontakan yang dimulai di Tunisia pada musin semi, Desember 2010.
Adapun pandangan lain menyatakan bahwa Arab Spring adalah gelombang
revolusi unjuk rasa dan protes yang terjadi di dunia Arab, yang
bertujuan menggulingkan diktator yang berkuasa di negara-negara di Timur
Tengah.
Protes yang bernama Arab Spring ini menggunakan teknik
pemberontakan sipil dalam kampanye yang melibatkan serangan,
demonstrasi, pawai, dan pemanfaatan media sosial, seperti facebook,
twitter, youtube, dan skype. Tujuannya adalah mengorganisir,
berkomunikasi, serta meningkatkan kesadaran terhadap usaha-usaha
penekanan oleh pemerintah. Dalan kejadian tersebut, banyak unjuk rasa
ditanggapi keras oleh pihak berwajib.
Motor penggerak Arab Spring adalah para pemuda berpendidikan
di masing-masing yang dilanda revolusi. Dalam prosesnya, mereka
menghimpun dukungan melalui berbagai media, terutama media sosial. Walau
demikian, munculnya revolusi ini (Arab Spring) bukan tanpa dukungan
pihak lain, justru banyak pendapat yang beranggapan bahwa revolusi ini
tersebut tidak lepas dari campur tangan luar negeri, seperti Uni Eropa,
Amerika Serikat dan sekutunya, serta negara-negara Timur sosialis yang
memiliki kepentingan terhadap Timur Tengah.
Adapun beberapa keadaan di luar Arab Spring, namun memiliki
arti pendukung dalam mmudahkan terjadinya Arab Spring, di antaranya
kasus meledaknya WTC, pada tahun 2008 terjadi turbulensi ekonomi di
Amerika Serikat, kemudian dua tahu setelahnya terjadi pula di berbagai
negara Eropa, yang membuat perekonomian mereka guncang, bahkan sebagian
mereka terpuruk.
Akumulasi dari berbagai kejadian tersebut telah turut
mendukung dan memudahkan terjadinya Arab Spring. Namun, pemicu utamanya
adalah situasi dan kondisi negara yang bersangkutan, yaitu kesenjangan
sosial antara pemegang kekuasaan dan rakyat.
Buku ini secara garis besar membahas tentang perjalanan dan
perkembangan Arab Spring di beberapa negara di Timur Tengah, di
antaranya Tunisia, Mesir, Libya, Yaman, Suriah, dan Bahrain. Alasan
pemilihan hanya enam negara tersebut (padahal Arab Spring meledak hampir
di seluruh wilayah Timur Tengah) adalah karena keenam negara itu
merupakan negara-negara strategis dan penting di Timur Tengah, yang
menjadi rebutan banyak pihak.
C. Pengertian Global Village
Global Village adalah konsep mengenai perkembangan teknologi
komunikasi di mana dunia dianalogikan menjadi sebuah desa yang sangat
besar. Marshall McLuhan memperkenalkan konsep ini pada awal tahun 60-an
dalam bukunya yang berjudul Understanding Media: Extension of A Man.
Konsep ini berangkat dari pemikiran McLuhan bahwa suatu saat nanti
informasi akan sangat terbuka dan dapat diakses oleh semua orang. Pada
masa ini, mungkin pemikiran ini tidak terlalu aneh atau luar biasa, tapi
pada tahun 60-an ketika saluran TV masih terbatas jangkauannya,
internet belum ada, dan radio masih terbatas antar daerah, pemikiran
McLuhan dianggap aneh dan radikal.
Global Village menjelaskan bahwa tidak ada lagi batas waktu
dan tempat yang jelas. Informasi dapat berpindah dari satu tempat ke
belahan dunia lain dalam waktu yang sangat singkat, menggunakan
teknologi internet. McLuhan meramalkan pada saatnya nanti, manusia akan
sangat tergantung pada teknologi, terutama teknologi komunikasi dan
informasi. McLuhan memperkirakan apa yang kemudian terjadi pada masa
sekarang, di abada ke-20 seperti saat ini.
Marshall McLuhan mengkonseptualisasikan global village yang
dimaknai sebagai sebuah proses homogenisasi jagat sebagai akibat dari
kesuksesan system komunikasi secara keseluruhan. Saat ini, betapa
mudahnya orang melakukan komunikasi jarak jauh, tidak hanya antarkota
melainkan antarnegara yang lokasinya sangat berjauhan. Bahkan, saat ini
tidak jarang para petinggi negara mengadakan pertemuan dengan staf
pembantunya (misalnya menteri) melalui teleconference atau konferensi
jarak jauh dengan maksud untuk memantau keadaan atau situasi dalam
negeri, baik keadaan politik maupun ekonomi, dan sebagainya. Demikian
pula, komunikasi dapat dilakukan melalui media internet yang dalam waktu
yang relatif singkat, dapat diperoleh informasi atau berita-berita
aktual yang terjadi di belahan penjuru dunia ini. Itulah gambaran
kehidupan saat ini, kehidupan yang serba menglobal dalam berbagai aspek
atau dimensi kehidupan manusia. Inilah yang disebut dengan globalisasi
(globalization).
Global Village : http://www.beritasatu.com/catatan-akhir-tahun/23030-arab-spring-bermula-dari-penjual-buah.html
Http://www.mhashfi.com/2016/06/konsep-global-village-menurut-marshall.html
Komentar
Posting Komentar